“Kemaei Fahmi, Mahrus?” (Dia bertanya, di mana Fahmi Syariff).
“Tidak datang, Pak,” jawab saya, pura-pura sibuk menyiapkan buku catatan.
“Maeko rong boyai,” katanya lagi, yang artinya, kamu pergi cari dia dulu.
“Jauh rumahnya, Pak. Di sana, di Banta-bantaeng,” jawab saya menyebut alamat yang jauh.